Rabu, 04 Juli 2012

Universitas Muhammadiyah Malang


Universitas Muhammadiyah Malang
Didirikan1964
JenisPerguruan Tinggi Swasta
RektorDr. Muhadjir Effendy, MAP
Situs Rektor UMM
LokasiMalangJawa Timur
Situs webhttp://www.umm.ac.id
Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah perguruan tinggi swasta di Kota Malang. Universitas yang berdiri pada tahun 1964 ini berinduk pada organisasi Muhammadiyah.
UMM merupakan salah satu universitas yang tumbuh cepat, sehingga oleh PP Muhammadiyah diberi amanat sebagai perguruan tinggi pembina untuk seluruh PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) wilayah Indonesia Timur. Program-programyang didisain dengan cermat menjadikan UMM sebagai "The Real University", yaitu universitas yang benar-benar universitas dalam artian sebagai institusi pendidikan tinggi yang selalu komit dalam mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi
Pada sekarang ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menempati 3 lokasi kampus, yaitu kampus I di jalan benduangn bandung, kampus dua di sumbersari dan kampus tiga di tegal gondo. Kampus satu yang merupakan cikal bakal UMM, dan sekarang ini dikonsentrasikan untuk program pasca sarjana. Sedangkan kampus II yang dulu merupakan pusat kegiatan utama , sekarang di konsentrasikan sebagai kampus fakultas kedokteran dan program D3 akademi perawat. Sedangkan kampus III sebagai kampus terpadu dijadikan sebagai pusat sari seluruh aktivitas.

Fakultas-Fakultas

Pada awal berdiri, UMM baru membuka beberapa fakultas, yaitu fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hukum, Ekonomi dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta jurusan Ilmu Agama (Cabang dari FAI Universitas Muhammadiyah Jakarta). Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan zaman, maka UMM telah membuka fakultas-fakultas lain, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan terdiri dari D3 dan S1 Keperawatan, Farmasi serta Program Pasca Sarjana yang masing-masing mengembang beberapa jurusan.

Tentang saya

Nama lengkap : Risal Bulu Datu

Tempat, tanggal lahir : Kab.Berau,8 juli 1994
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :Kristen Protestan
Suku : Toraja
Alamat lengkap di Berau : Jalan P.Diponegoro Gang toba Rt 04 Kel.Gunung Panjang Kec.Tanjung           Redeb Kab.Berau Kaltim 
No. telp/HP : 085246128205
E-mail :bd.ips11@gamail.com
FB:Risal Bd
Pendidikan :Kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang
Pekerjaan : Mahasisiwa
Hobi : Olah Raga Sepak bola dan futsal
Tinggi badan : 163 cm
Berat badan : 50 kg



Tempat-Tempat Wisata di Kab.Berau



Danau Labuan Cermin, Surga Para Pecinta Wisata Air



Danau Labuan Cermin, Mengkilat dan MemukauHIjaunya Pepohonan di HutanSiap Menuju Danau Labuan Cermin?Hampir Tiba...Biru vs Hijau
Danau Labuan Cermin, terletak di Desa Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Danau ini merupakan sebuah harta karun dari wisata bahari yang dimiliki oleh Indonesia. Tidak banyak orang yang tahu mengenai keberadaan danau ini, padahal Danau Labuan Cermin adalah primadonanya Desa Biduk-Biduk. Dinaungi oleh para pejuang-pejuang masyarakat yang bernama Lekmalamin (Lembaga Masyarakat Labuan Cermin), danau ini merupakan surga bagi siapa pun yang hobi berenang, snorkeling, maupun menyelam.


Untuk mencapai danau ini, diperlukan sekitar 20-24 jam perjalanan darat dari Samarinda menuju Desa Biduk-Biduk. Jangan khawatir, ada alternatif lain yaitu melalui jalur udara dari Bandara Sepinggan Balikpapan menuju Bandara Tanjung redeb, lalu dilanjutkan 6 jam perjalanan darat. Sebelum sampai ke danau, pertama-tama jalur yang harus dilewati adalah trekking ke dalam hutan yang kaya akan tumbuhan, baik tumbuhan liar, pepohonan bahan makanan binatang, bahkan berbagai tumbuhan yang berguna menjadi obat-obatan. Masih banyak juga binatang hutan liar yang menghuni hutan ini, seperti monyet, owa-owa, babi hutan, hingga aneka jenis burung. Sebelum memasuki hutan, bahkan kita bisa melihat tanda-tanda adanya beruang, karena pohon-pohon kelapa disana menjadi makanan mereka, terlihat dari pucuk-pucuknya yang habis digerogoti.


Setelah berjalan kurang lebih 30-45 menit, tibalah kami di tepian danau, dimana sebuah perahu sudah menunggu untuk mengantarkan kami ke lokasi Danau Labuan Cermin. Naik perahu sekitar 15 menit, kami disuguhi pemandangan spektakuler dari hijaunya pepohonan yang lebat dikiri kanan, serta air yang berwarna hijau dan biru jernih. Serasa berada di film-film. Sampailah kami ke danau yang dimaksud untuk berenang. Mulut ini rasanya tidak berhenti menganga mengagumi indahnya danau tersebut.


Danau ini sangat lah biru jernih, tidak heran dinamakan demikian, karena berkilat seperti cermin. Pemandangan kolam renang di resor-resor eksklusif yang ada di Bali, kalah jauh! Tempat ini begitu alami. Terjunlah saya langsung untuk berenang dan snorkeling. Untuk membuktikan keindahan bawah airnya juga. Airnya dingin dan sangat menyejukkan kulit, terkadang terasa gelembung-gelembung mata air, dan bahkan di beberapa titik terasa hangat. Benar-benar penuh kejutan! Ternyata, danau ini campuran antara danau air tawar dan air asin. Apabila menyelam agak dalam, akan dapat terlihat secara gamblang batas air asin dan air tawarnya. Sungguh menakjubkan, karena dengannya, biota air yang ada didalamnya pun makin beragam. Tumbuh-tumbuhan air dan ikan-ikan cantik berenang bergerombol di bawah kaki. Belum batuan-batuan air didalamnya.


Puas berenang, snorkeling, hingga bersantai di dermaga kayunya, kami pun dengan berat hati pulang kembali ke desa. Didampingi oleh tokoh-tokoh Lekmalamin, kami melanjutkan perjalan langsung dengan perahu sampai ke tepian dermaga desa. Bila tidak ada Lekmalamin, entah apa jadinya kekayaan alam ini. Mereka merawat danau ini beserta isinya, membangun sebuah dermaga kayu sederhana, dan berjuang terus agar desa konservasi ini tidak kehilangan keasriannya agar dapat selalu dinikmati oleh pecinta alam, walau dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Patut dicontoh dan didukung, karena bila bukan kita masyarakat Indonesia, yang menjaga dan melestarikannya, lalu siapa lagi?
Silahkan datang kesana dan nikmati surga tersembunyi didalamnya. Dijamin, ingin kembali lagi kesana.


Derawan Island Kabupaten Berau





Kepulauan Derawan (Indonesia: Kepulauan Derawan) berada di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur di Indonesia. berada di Laut Sulawesi, di rak pesisir Kalimantan Timur (2 ° 17'N - 118 ° 13'E).




Keanekaragaman Hayati


Terletak di hotspot keanekaragaman hayati, fitur Kepulauan Derawan 872 jenis ikan karang, 507 spesies karang, dan invertebrata, termasuk spesies yang dilindungi (5 spesies kerang raksasa, 2 kura-kura laut, kepiting kelapa, dll.dan Pulau Derawan merupakan tempat berlabuhnya penyu hijau terbesar di Indonesia.




Ada dua pulau berpenghuni, yaitu Derawan (1 desa dari 1.259 orang) dan Maratua (4 desa dari 2.704 orang). Perikanan adalah kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang penting bagi masyarakat. Sejak awal 1990-an, orang menangkap ikan kerapu hidup, ikan napoleon, dan lobster, untuk mengisi permintaan tinggi. Ada resort penyelaman 3 di Kepulauan Derawan, sedangkan resort tambahan yang lebih atau fasilitas sedang dalam proses perencanaan.


Malu lebih jelas,, silahkan berkunjung langsung Kepulau derawan,, nikmati peseona keidahannya,,, Welcome to Derawan ISland

http://priachandra.blogspot.com/2010/05/derawan-island-kabupaten-berau.html

PULAU MARATUA


Satu Lagi Pulau Unggulan yang ada di kabupaten Berau....


"Pulau Maratua " 



UNTUK menuju Pulau Maratua atau Kecamatan Maratua memerlukan waktu yang cukup lama. Dari Tanjung Redeb, ibu kota kabupaten saja, waktu normalnya sekitar 3 sampai 4 jam dengan menggunakan speedboat. Jika ingin melalui Tanjung Batu, ibu kota Kecamatan Pulau Derawan, terlebih dulu melalui jalur darat yang dapat ditempuh 2 jam perjalanan dari Tanjung Redeb. Setelah itu menggunakan speedboat sekitar satu jam lebih.


Koordinat titik terluar Maratua 20 15’ 12" LU, 1180 38’ 41" BT. Pulau ini berbatasan dengan negara tetanggaMalaysia (Malingsia) dan Filipina atau berada di Selat Sulawesi. Maratua terdiri dari empat kampung, yaitu Kampung Tanjung Harapan Bohebukut, Teluk Alulu, Bohesilian dan Payung Payung. Suku yang bermukim di Maratua mayoritas suku Bajo yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan.
Keunikan dari Pulau ini Bentuknya seperti huruf ‘U’ terbalik. Konturnya landai dan ditumbuhi dengan berbagai vegetasi. Maratua juga merupakan kecamatan yang beribu kota di Desa Bohe Bukut. Selain Bohe Bukut, Bohe Silian, Payung payung, dan Teluk Alulu merupakan desa lainnya yang didata oleh Tim Ekspedisi. 

Berdasarkan data yang diperoleh Tim, Pulau Maratua dihuni oleh 3168 jiwa. Dua orang diantaranya merupakan warga negara asing yang mengelola dua resort yang ada disana. Suku Bajo dari Sulawesi adalah suku asli yang mendiami Pulau Maratua. Suku pendatang juga berasal dari Sulawesi, Suku Bugis.
Sama halnya dengan pulau pulau terdepan lainnya, Pulau Maratua masih menyimpan berbagai masalah yang harus segera ditangani. Diantaranya pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik, hingga keamanan.
Pulau Maratua hanya mempunyai empat bangunan Sekolah Dasar dan sebuah bangunan Sekolah Menengah Pertama. Empat bangunan Sekolah Dasar tersebut terletak di masing masing desa, yaitu Bohe Bukut, Bohe Silian, Payung Payung, dan Teluk Alulu. Sedangkan  Sekolah Menengah Pertama terdapat di Desa Payung Payung.
Maratua belum mempunyai Rumah Sakit, masyarakat hanya mendapat fasilitas kesehatan melaui Puskesmas yang terdapat di Teluk Alulu. Fasilitas kesehatan balita umumnya terdapat di setiap desa yang ada di Maratua.
Air bersih di Maratua hanya terdapat di desa Bohe Bukut dan Teluk Harapan. Sumber air yang terdapat di tiga desa lainnya hanya layak digunakan untuk mencuci. Sebagian penduduk membuat sumur galian untuk mendapatkan air bersih. Namun hanya sedikit saja didapat air bersih.
Penduduk Maratua mengandalkan penerangan dari panel surya dan generator diesel. Panel surya penduduk Maratua merupakan bantuan dari PT Lembaga Elektronik Negara (LEN), begitu pun dengan sebagian generator diesel. Dengan menggunakan generator diesel, penduduk Maratua merasa berat karena menggunakan bahan bakar solar. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, setiap hari masyarakat menghabiskan sebanyak 8 liter solar atau setara Rp.48.000.
Maratua hanya dijaga oleh dua orang personel TNI Angkatan Laut tanpa perahu. Pos Satuan Polairud juga belum terdapat disini. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat banyaknya pencurian ikan yang terjadi di sekitar perairannya.

Wisatawan asing pun seperti enggan beranjak cepat ketika berada di Pulau Maratua, meskipun dolar atau euro yang mereka keluarkan cukup besar. Tapi semua itu terbayarkan dengan kepuasan mendapatkan pemandangan alam yang begitu indah. Hamparan laut lepas dan pasir putih memang menjadi daya tarik. Apalagi di Maratua pun banyak pulau-pulau kecil yang juga tak kalah bagus pemandangannya





Selain itu Pulau maratua Juga Disebut sebagai Paradise Island..,Mengapa demikian.., hal ini dikarenakan keindahan alam bawah lautnya yang sangat menakjubkan...,
Di Pulau ini anda dapat menghabiskan waktu dengan menyewa peralatan snorkling atau Diving untuk dapat menikmati keindahan aneka ragam biota bawah lautnya...,
Berikut ane shared beberapa foto mengenai ke eksotisan pulau maratua ini,


               

Click image to open!   Click image to open!   Click image to open!
Click image to open!   Click image to open!  Click image to open!
Click image to open!   Click image to open! Click image to open!
Click image to open!  Click image to open!

Pulau Sangalaki Berau
Pulau Sangalaki adalah salah satu tujuan wisatawan untuk menyelam menikmati keindahan keajaiban bawah lautnya yang sangat menakjubkan. Manta Ray, Penyu, Baraccuda dan ribuan spesies lainnya dapat ditemukan di bawah laut yang hidup diantara terumbu karang yang sangat menakjubkan.
Bagaimana menjangkau ?
Untuk menjangkau Pulau Sangalaki dibutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari Pulau Derawan dengan menggunakan Speedboat.
Akomodasi dan Konsumsi
Di Pulau Sangalaki berdiri sebuah resort (Sangalaki Dive Lodge) yang menyiapkan fasilitas penginapan, selam dan pemandu selam.
pulau sangalaki

sumber foto : Fajar Tri Wahyudi (dua foto diatas)
Pulau Kakaban

Pulau Kakabanmempunyai luas 774,2 hektar dan terletak di Kepulauan DerawanKecamatan Derawan,Kabupaten BerauKalimantan Timur.
Pulau Kakaban menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan beberapa keunikannya, salah satunya adanya danau di pulau tersebut yaitu Danau Kakaban. Yang mana pada danau tersebut diisi oleh campuran dari air hujan dan rembesan air laut dari pori-pori tanah dan membuat suatu habitat endemik yang berbeda pada kebanyakan kawasan danau lain di dunia, selain Danau Kakaban ada satu lagi danau dengan air payau yaitu di KepulauanPalauMikronesia.
Sementara itu, Pulau Kakaban merupakan rumah bagi ubur-ubur air payau. Ubur-ubur jenis ini hanya ada di Indonesia dengan ciri khasnya adalah terbalik dan bila tersentuh tidak menimbulkan gatal.

Selasa, 03 Juli 2012

Berau kota sangam



Kabupaten Berau adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanjung Redeb. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 34.127,47 km² dan berpenduduk sebesar kurang lebih 179.444 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).


SEJARAH
Kabupaten Berau berasal dari Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abad ke-14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan Isterinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya berkedudukan di Sungai Lati (sekarang menjadi lokasi pertambangan Batu Bara PT. Berau Coal).
Aji Raden Suryanata Kesuma menjalankan masa pemerintahannya tahun 1400–1432 dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah pemukiman masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua MerancangBanua PantaiBanua KuranBanua Rantau Buyut dan Banua Rantau Sewakung.
Di samping kewibawaannya, kedudukan Aji Raden Suryanata Kesuma juga sangat berpengaruh, menjadikan dia disegani lawan maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau yang pertama ini, Pemerintah telah mengabdikannya sebagai nama Korem 091 Aji Raden Surya Nata Kesuma yang Rayon Militer Kodam VI/TPR.
Setelah beliau wafat, Pemerintahan Kesultanan Berau dilanjutkan oleh putranya dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda memasuki kerajaan Berau dengan berkedok sebagai pedagang (VOC). Namun kegiatan itu dilakukan dengan politik De Vide Et Impera (politik adu domba). Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan terpecah menjadi 2 Kesultanan yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.
Pada saat bersamaan masuk pula ajaran agama Islam ke Berau yang dibawa oleh Imam Sambuayan dengan pusat penyebarannya di sekitar Sukan. Sultan pertama di Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam yang bergelar Alimuddin (1800–1852). Raja Alam terkenal pimpinan yang gigih menentang penjajah belanda. Raja Alam pernah ditawan dan diasingkan ke Makassar (dahulu Ujung Pandang). Untuk mengenang jiwa Patriot Raja Alam namanya diabadikan menjadi Batalyon 613 Raja Alam yang berkedudukan di Kota Tarakan.
Sedangkan Kesultanan Gunung Tabur sebagai Sultan pertamanya adalah Sultan Muhammad Zainal Abidin (1800–1833), keturunannya meneruskan pemerintahan hingga kepada Sultan Achmad Maulana Chalifatullah Djalaluddin (wafat 15 April 1951) dan Sultan terakhir adalah Aji Raden Muhammad Ayub (1951–1960). Kemudian wilayah kesultanan tersebut menjadi bagian dari Kabupaten Berau.
Sultan Muhammad Amminuddin menjadi Kepala Daerah Istimewa Berau. Beliau memerintah sampai dengan adanya peraturan peralihan dari Daerah Istimewa menjadi Kabupaten Dati II Berau, yaitu Undang-undang Darurat tahun 1953 Tanggal terbitnya Undang-undang tersebut dijadikan sebagai Hari jadi Kabupaten Berau. Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 27 tahun 1959, Daerah Istimewa Berau berubah menjadi kabupaten Dati II Berau dan Tanjung Redeb sebagai Ibukotanya, dengan Sultan Aji Raden  Muhammad Ayub (1960–1964) menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Berau yang pertama.
Penetapan Kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Dati II Kabupaten Berau adalah untuk mengenang pemerintahan Kerajaan (Kesultanan) di Berau. Di mana pada tahun 1810 Sultan Alimuddin (Raja Alam) memindahkan pusat pemerintahannya ke Kampung Gayam yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Bugis. Perpindahan ke Kampung Bugis pada tanggal 25 September tahun 1810 itu menjadi cikal bakal berdirinya kota Tanjung Redeb, yaitu kemudian dibadikan sebagai Hari jadi Kota Tanjung Redeb sebagaimana diterapkan dalam Perda No. 3 tanggal 2 April 1992.

Lingkungan dan Pariwisata

Lebih dari 80 jenis pohon di daerah Berau yang terdaftar terancam punah dalam daftar World Conservation Union (IUCN).
Teluk Berau yang merupakan bagian dari Laut Sulawesi terletak di sebuah rute migrasi utama bagi mamalia laut.
Di antara spesies hewan Berau terancam atau hampir punah adalah:
Terumbu karang Berau terletak 60 kilometer dari Semenanjung Berau dianggap sebagai salah satu tempat laut yang paling penting di Indonesia dan Pulau Derawan adalah bagian dari taman laut tersebut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Berau

Objek wisata dan tempat penting

Berbagai tempat wisata yang ada di Kabupaten Berau adalah:

 http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Berau